Setelah Provokasi dan Intervensi Paus, Mesir Tarik Dubesnya dari Vatikan

Written By Juhernaidi on Rabu, 12 Januari 2011 | 5:59:00 PM

Mesir menarik duta besarnya untuk Vatikan setelah Paus Benediktus XVI menuntut bahwa negara-negara tertentu, termasuk Mesir, untuk berbuat lebih banyak lagi dalam memastikan warga Kristen dapat mempraktekkan iman mereka tanpa diskriminasi atau kekerasan, kata seorang jurubicara kementerian luar negeri Mesir Selasa kemarin (11/1).
Dalam pidato hari Senin lalu, Benediktus mengangkat kasus serangan terbaru terhadap warga Kristen di Mesir, Irak dan Nigeria, dan mengatakan pemerintah negara-negara tersebut harus mengambil tindakan yang lebih efektif untuk melindungi kelompok agama minoritas.
Hossam Zaki, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir menggambarkan komentar Benediktus sebagai komentar yang "tidak bisa diterima" dan menuduh Paus telah mencampuri urusan dalam negeri negara itu.
"Mesir tidak akan membiarkan non-Mesir untuk campur tangan dalam urusan internal di bawah dalih apapun," katanya menegaskan.
Syaikh Ahmad al-Thayyib, Imam Al-Azhar, lembaga utama tempat belajar Islam di dunia Muslim Sunni juga mengecam pernyataan Paus.
"Perlindungan orang Kristen adalah urusan internal Mesir dan harus dilakukan oleh pemerintah karena mereka (orang Kristen) adalah warga negara seperti warga negara lainnya," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Kami mengulangi pernyataan penolakan kami atas campur tangan asing dalam urusan internal negara-negara Arab dan Islam di bawah dalih apapun," tambahnya.
Sebuah serangan bom menewaskan 21 jamaah di sebuah gereja Alexandria di Malam Tahun Baru, memicu tuduhan bahwa kelompok Kristen Mesir tidak dilindungi pemerintah dan membuka kembali luka lama atas tuduhan adanya diskriminasi.
Paus dalam pidatonya menentang serangan itu dan menuntut perlindungan yang lebih baik bagi orang Kristen.
"Di Mesir juga, di Alexandria, terorisme brutal menyerang umat Kristen ketika mereka berdoa di gereja. Serangan ini adalah satu lagi tanda kebutuhan mendesak bagi pemerintah negara itu untuk mengadopsi, walaupun kesulitan dan bahaya, langkah-langkah efektif untuk perlindungan kelompok agama minoritas, "katanya.
Presiden Hosni Mubarak telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintahnya akan melakukan yang terbaik untuk melindungi Kristen Mesir dan menuduh kelompok asing berada di balik serangan terhadap gereja, yang telah memicu gelombang protes kemarahan oleh umat Kristen di negara itu.

Simulasi Jangka Sorong