Korut tampak sengaja memperlihatkan fasilitas nuklir dalam rangka transisi kekuasaan
Demikian laporan seorang ilmuwan asal Amerika Serikat (AS), Siegferd Hecker, yang diterbitkan Sabtu, 21 November 2010. Menurut kantor berita Associated Press (AP), Hecker mengaku telah melihat langsung fasilitas nuklir tersebut atas undangan dari pemerintah Korut pada 12 November lalu.
Dia dibawa berkeliling oleh pemerintah Korut ke pusat riset ilmiah nuklir di Yongbyon, dan dia mengaku takjub dengan 2000 centrifuge yang baru saja selesai dibuat. Korut mengatakan bahwa centrifuge itu digunakan untuk memperkaya uranium dalam tingkat rendah untuk reaktor baru.
Hecker, yang merupakan mantan direktur Laboraturium Nuklir di Los Alamos, AS, mengatakan bahwa centrifuge itu dibuat Korut pada April 2009 dan selesai hanya beberapa hari sebelum kunjungannya tersebut.
“Bukannya melihat beberapa centrifuge ukuran kecil, yang tadinya saya yakini dimiliki Korut, saya malah melihat centrifuge yang modern, bersih yang jumlahnya lebih dari seribu. Semuanya tertata dengan rapi di bawah tanah,” tulis Hecker seperti dikutip AP.
Pada laporannya, Hecker menggambarkan ruang kontrol di fasilitas tersebut sangat modern. Dia mengatakan bahwa kecanggihan fasilitas yang dimiliki Korut tersebut menyamai fasilitas yang dimiliki AS. Dia mengatakan bahwa fasilitas tersebut digunakan Korut untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, bukan untuk membuat senjata.
Namun, dia mengatakan bahwa fasilitas nuklir Korut tersebut sudah siap dan dapat digunakan untuk mengayakan uranium untuk pembuatan bom nuklir.
Hecker seringkali diundang Korut untuk melihat-lihat fasilitas nuklir di negara tersebut, namun pada kunjungan kali ini dia tidak mengetahui niatan di balik undangan Korut tersebut. Pengamat dari suatu universitas di Seoul, Korea Selatan, Yang Moo-jin, mengatakan bahwa pengungkapan nuklir Korut bertujuan untuk memperkuat pemerintahan Korut menjelang transisi kekuasaan dari pemimpin Kim Jong Il kepada anak bungsunya, Kim Jon Un.
“Korut ingin membangkitkan kesetiaan para jenderalnya dengan memperlihatkan bahwa Korut akan terus melanjutkan program nuklirnya dan menjunjung tinggi kebijakan militer utamanya,” ujar Yang.