Siapkan Fisik, Bus Antarjemput Dihentikan
MULAI Minggu siang hari ini, jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia bergeser ke Arafah dan Mina (Armina). Sesuai agenda, jemaah haji Indonesia akan langsung menuju Arafah dan menginap semalam di sana. Jemaah haji Indonesia tidak mengikuti program tarwiyah karena jumlah mereka sangat banyak.
Mereka berangkat dua gelombang, mulai pukul 09.00 waktu Arab Saudi (WAS) hingga semua jemaah berkumpul di Arafah, sambil menunggu datangnya waktu wukuf 9 Zulhijah atau bertepatan Senin 15 November. Khusus jemaah reguler dari Sulawesi Selatan, rencananya mereka akan meninggalkan pemondokan dan bergeser ke Arafah siang hari ini.
Karena itu, para calon haji diimbau untuk mempersiapkan fisik dan tidak perlu ke Masjidilharam untuk salat wajib. “Kami semua tidak lagi ke Masjidilharam hari ini (kemarin, red) karena harus mempersiapkan mental dan fisik,” ujar Dg Lebong, jemaah asal Sulsel yang tergabung dalam Kloter 42.
Imbauan untuk tidak lagi ke Masjidilharam mengingat jemaah asal Sulsel rata-rata mondok di daerah berjarak 2-5 kilometer dari Masjidilharam. “Kalau tetap ke masjid dikhawatirkan tenaga akan terkuras untuk jalan kaki,” tambah Lebong.
Meski ada imbauan, tidak sedikit jemaah asal Indonesia yang tetap ke Masjidilharam untuk melaksanakan salat fardhu. “Saya tetap ke sini (Masjidilharam, red) karena jauh lebih bagus pahalanya dibanding salat di pondokan,” ujar Andi Amri, calon jemaah haji asal Sulsel yang tergabung dalam Kloter 2 di Mekah, kemarin.
Menteri Agama Suryadharma Ali yang saat ini berada di Mekah, kemarin mengimbau para jemaah menjaga kesehatan agar saat wukuf tetap dalam kondisi prima. “Jangan sampai pada saat wukuf kondisi kesehatan malah menurun,” ujarnya.
Untuk masuk ke Masjidilharam menjelang waktu-waktu salat saat ini sangat menguras tenaga. Semua pintu masuk sudah sulit diakses karena banyaknya jemaah. Itulah sebabnya, jemaah diimbau tidak memaksakan diri ke Masjidilharam. Lebih baik mereka salat di masjid-masjid terdekat dengan pondokan. “Prosesi wukuf dan melempar jumrah masih banyak membutuhkan tenaga lagi,” tambah Menag.
Imbauan Menag lebih banyak disampaikan kepada calon haji reguler. Untuk jemaah haji plus, mereka tetap berlomba-lomba ke Masjidilharam untuk salat fardhu. Pemondokan mereka memang rata-rata berjarak paling jauh 500 meter dari Masjidilharam.
Jemaah Konsorsium La Ilaha Illallah yang tinggal di Hotel Al-Safwa berjarak sekitar 100 meter dari masjid tetap menjalankan semua rangkaian ibadah, termasuk tawaf sunnah setelah melakukan umrah. Rencananya, Minggu malam waktu Arab Saudi, jemaah Konsorsium akan bergeser ke Arafah untuk menunggu waktu wukuf yang jatuh pada 9 Zulhijah. “Insya Allah, seusai salat Isya kita langsung ke Arafah,” ujar KH S Abd Rahim Assegaf Puang Cora, pembimbing ibadah haji Konsorsium.
Menurutnya, wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji. Jika jemaah tidak melaksanakan wukuf di Arafah, tidak akan sah hajinya. Setelah maghrib dan salat Isya di Arafah, menurut Puang Cora, para jemaah akan diangkut menuju Muzdalifah yang berjarak sekira 9 kilometer. Di Muzdalifah para jemaah mabit dan mengambil kerikil untuk persiapan lontar jumrah.
Selepas pukul 00.00 waktu setempat, para jemaah langsung bergerak ke Mina yang juga berjarak sekira 5 kilometer dari Muzdalifah. Di Mina, para jemaah secara bergiliran akan melaksanakan lontar jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali. Setelah selesai, jemaah pun menggunting rambut untuk tahalul.
Bus Dihentikan
Mulai kemarin operasional bus yang mengangkut jemaah dari pondokan ke Masjidilharam dan sebaliknya, sudah dihentikan. Jemaah dikonsentrasikan di pondokan masing-masing untuk persiapan wukuf di Arafah.
Selain untuk persiapan wukuf, lalu lintas di sekitar Masjidilharam juga sudah macet total. Karena itu, kalaupun dioperasikan, perjalanan bus tidak bisa lancar. Hal itu dikhawatirkan malah menyiksa jemaah.
Kalau masih ada jemaah yang ingin beribadah di Masjidilharam, panitia tidak melarang. Itu hak asasi setiap orang. Namun, kalau naik kendaraan, mereka harus membayar sendiri. “Sebaiknya jemaah menyadari bahwa inti ibadah haji adalah wukuf. Jangan sampai kehabisan tenaga,” kata Kepala Daerah Kerja Mekah Subakin AM, di Mekah, Sabtu 13 November kemarin.
Saat ini semua kendaraan tidak boleh mendekati Masjidilharam. Kendaraan yang mengangkut jemaah dihentikan di pos-pos sekitar satu kilometer dari masjid. Jemaah dari ring dua yang naik angkutan itu juga harus berjalan kaki.
Tak hanya peringatan masjid yang sudah penuh, sejumlah akses jalan juga sudah mulai ditutup. Terutama jalan-jalan yang menuju tempat pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina
Mereka berangkat dua gelombang, mulai pukul 09.00 waktu Arab Saudi (WAS) hingga semua jemaah berkumpul di Arafah, sambil menunggu datangnya waktu wukuf 9 Zulhijah atau bertepatan Senin 15 November. Khusus jemaah reguler dari Sulawesi Selatan, rencananya mereka akan meninggalkan pemondokan dan bergeser ke Arafah siang hari ini.
Karena itu, para calon haji diimbau untuk mempersiapkan fisik dan tidak perlu ke Masjidilharam untuk salat wajib. “Kami semua tidak lagi ke Masjidilharam hari ini (kemarin, red) karena harus mempersiapkan mental dan fisik,” ujar Dg Lebong, jemaah asal Sulsel yang tergabung dalam Kloter 42.
Imbauan untuk tidak lagi ke Masjidilharam mengingat jemaah asal Sulsel rata-rata mondok di daerah berjarak 2-5 kilometer dari Masjidilharam. “Kalau tetap ke masjid dikhawatirkan tenaga akan terkuras untuk jalan kaki,” tambah Lebong.
Meski ada imbauan, tidak sedikit jemaah asal Indonesia yang tetap ke Masjidilharam untuk melaksanakan salat fardhu. “Saya tetap ke sini (Masjidilharam, red) karena jauh lebih bagus pahalanya dibanding salat di pondokan,” ujar Andi Amri, calon jemaah haji asal Sulsel yang tergabung dalam Kloter 2 di Mekah, kemarin.
Menteri Agama Suryadharma Ali yang saat ini berada di Mekah, kemarin mengimbau para jemaah menjaga kesehatan agar saat wukuf tetap dalam kondisi prima. “Jangan sampai pada saat wukuf kondisi kesehatan malah menurun,” ujarnya.
Untuk masuk ke Masjidilharam menjelang waktu-waktu salat saat ini sangat menguras tenaga. Semua pintu masuk sudah sulit diakses karena banyaknya jemaah. Itulah sebabnya, jemaah diimbau tidak memaksakan diri ke Masjidilharam. Lebih baik mereka salat di masjid-masjid terdekat dengan pondokan. “Prosesi wukuf dan melempar jumrah masih banyak membutuhkan tenaga lagi,” tambah Menag.
Imbauan Menag lebih banyak disampaikan kepada calon haji reguler. Untuk jemaah haji plus, mereka tetap berlomba-lomba ke Masjidilharam untuk salat fardhu. Pemondokan mereka memang rata-rata berjarak paling jauh 500 meter dari Masjidilharam.
Jemaah Konsorsium La Ilaha Illallah yang tinggal di Hotel Al-Safwa berjarak sekitar 100 meter dari masjid tetap menjalankan semua rangkaian ibadah, termasuk tawaf sunnah setelah melakukan umrah. Rencananya, Minggu malam waktu Arab Saudi, jemaah Konsorsium akan bergeser ke Arafah untuk menunggu waktu wukuf yang jatuh pada 9 Zulhijah. “Insya Allah, seusai salat Isya kita langsung ke Arafah,” ujar KH S Abd Rahim Assegaf Puang Cora, pembimbing ibadah haji Konsorsium.
Menurutnya, wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji. Jika jemaah tidak melaksanakan wukuf di Arafah, tidak akan sah hajinya. Setelah maghrib dan salat Isya di Arafah, menurut Puang Cora, para jemaah akan diangkut menuju Muzdalifah yang berjarak sekira 9 kilometer. Di Muzdalifah para jemaah mabit dan mengambil kerikil untuk persiapan lontar jumrah.
Selepas pukul 00.00 waktu setempat, para jemaah langsung bergerak ke Mina yang juga berjarak sekira 5 kilometer dari Muzdalifah. Di Mina, para jemaah secara bergiliran akan melaksanakan lontar jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali. Setelah selesai, jemaah pun menggunting rambut untuk tahalul.
Bus Dihentikan
Mulai kemarin operasional bus yang mengangkut jemaah dari pondokan ke Masjidilharam dan sebaliknya, sudah dihentikan. Jemaah dikonsentrasikan di pondokan masing-masing untuk persiapan wukuf di Arafah.
Selain untuk persiapan wukuf, lalu lintas di sekitar Masjidilharam juga sudah macet total. Karena itu, kalaupun dioperasikan, perjalanan bus tidak bisa lancar. Hal itu dikhawatirkan malah menyiksa jemaah.
Kalau masih ada jemaah yang ingin beribadah di Masjidilharam, panitia tidak melarang. Itu hak asasi setiap orang. Namun, kalau naik kendaraan, mereka harus membayar sendiri. “Sebaiknya jemaah menyadari bahwa inti ibadah haji adalah wukuf. Jangan sampai kehabisan tenaga,” kata Kepala Daerah Kerja Mekah Subakin AM, di Mekah, Sabtu 13 November kemarin.
Saat ini semua kendaraan tidak boleh mendekati Masjidilharam. Kendaraan yang mengangkut jemaah dihentikan di pos-pos sekitar satu kilometer dari masjid. Jemaah dari ring dua yang naik angkutan itu juga harus berjalan kaki.
Tak hanya peringatan masjid yang sudah penuh, sejumlah akses jalan juga sudah mulai ditutup. Terutama jalan-jalan yang menuju tempat pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina