Pemimpin Kristen Koptik Mesir Paus Shenouda III meminta maaf kepada umat Islam Mesir dalam wawancara televisi hari Ahad kemarin (26/9) atas ketersinggungan umat Islam setelah salah seorang tokoh kristen Koptik uskup dilaporkan meragukan keaslian ayat-ayat Al Qur'an.Pernyataan Paus Shenouda ini datang pada saat meningkatnya ketegangan di Mesir antara kaum muslimin yang mayoritas dan minoritas Kristen yang merasa didiskriminasikan.
Permintaan maaf Shenouda terjadi sehari setelah lembaga utama Islam di dunia Muslim Sunni, Al-Azhar, mengkritik Uskup Bishoy, orang nomer 2 di Gereja Koptik Mesir, atas pernyataannya yang memicu ketegangan sektarian.
Bishoy - dikutip di media Mesir - mempertanyakan tentang kerangka waktu untuk turunnya wahyu dari ayat-ayat Al Qur'an yang bertentangan dengan sifat ilahi Yesus Kristus. Uskup Bishoy dilaporkan mengatakan bahwa ayat-ayat ini disisipkan setelah wafatnya Nabi Muhammad oleh salah satu penerusnya.
Ketegangan antara Muslim dan Koptik yang sedang berkembang atas masalah-masalah seperti pembangunan gereja-gereja baru dan adanya kasus pemurtadan, telah menyebabkan dua kelompok masyarakat yang umumnya hidup dalam damai ini semakin tegang, bahkan terjadi bentrokan dan serangan.
"Perdebatan atas keyakinan agama adalah garis merah, bahkan garis merah tua," kata Shenouda dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di TV yang dikelola negara. "Mungkin mereka (Bishoy) berpikir ini adalah untuk pendeta saja dan pernyataan itu tidak untuk dipublikasikan." "Saya minta maaf jika pernyataan uskup Bishoy telah membuat perasaan saudara kami muslim terluka," tambahnya.
Bishoy juga memicu kemarahan muslim Mesri pekana lalu ketika ia mengatakan kepada surat kabar Al-Masry Al-Youm bahwa "Muslim hanya tamu" di negeri ini.
Untuk kejadian ini, Shenouda menyalahkan media yang mungkin salah mengutip pernyataan Bishoy dan mengatakan bahwa "kami adalah tamu di negeri ini karena Muslim adalah mayoritas." Kristen Koptik membuat sekitar 6 sampai 10 persen dari 80 juta penduduk di negara Mesir.
