Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dan Ujian Nasional (UN) memerlukan komitmen dan tanggungjawab bersama. Dalam kontek ini prestasi dan kejujuran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Berprestasi tanpa ada kejujuran adalah sia-sia, sedangkan kejujuran tanpa prestasi adalah suatu kemunduran. Jika ada pemerintah daerah yang menargetkan tingkat kelulusannya 90% itu bagus dan sah-sah saja, tetapi yang tidak boleh dilupakan dalam mencapai target itu harus sesuai dengan kejujuran. Jika kejujuran sudah hilang, angka-angka atau nilai itu tidak bermakna karena merupakan nilai semu. Sehingga peta pendidikan yang diperoleh juga semu. Demikian pesan Muhammad Nuh Menteri Pendidikan Nasional dalam rapat koordinasi penyelenggaraan UASBN dan UN di Jakarta (12/02/10).
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh seluruh ketua penyelenggara UASBN dan UN tingkat provinsi, pejabat eselon II dan III di lingkungan Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional, Ketua, Sekretaris dan anggota BSNP. Sebagai agenda utama adalah penandatanganan nota kesepahaman tentang dana penyelenggaraan UASBN dan UN. Menurut Mendiknas prinsip kejujuran harus dipegang teguh dalam kondisi apapun. “Mohon dipengang betul prinsip kejujuran ini dan jangan dikorbankan dalam kondisi apapun. Kalau ruh kejujuran hilang, angka-angka atau nilai itu tidak bermakna”, ungkap mantan Rektor ITS tersebut seraya menambahkan tema UASBN dan UN tahun pelajaran 2009/2010 adalah PRESTASI dan JUJUR. Dengan tema tersebut, dalam meraih prestasi, seluruh pemangku kepentingan (pelaku, pelaksana, pengambil kebijakan, dan masyarakat) diharapkan untuk berikhtiar dan menyiapkan diri sebaik mungkin. Sehingga pelaksaan UN lebih credible (dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan), prestasinya memuaskan dengan kejujuran sebagai ruhnya. Lebih lanjut Muhammad Nuh menambahkan jika disuruh memilih mana yang penting jujur atau prestasi, maka jujur jauh lebih baik dari prestasi, tapi yang diinginkan adalah prestasi dan jujur.
Dalam pengarahannya, Menteri Pendidikan Nasional mengingatkan semua peserta rakor bahwa UN dan UASBN merupakan kegiatan tahunan. Namun demikian jika permasalahan yang dihadapi dari tahun ke tahun tetap terjadi dan tidak teratasi artinya kita gagal dalam melakukan pembelajaran. “Kita perlu belajar dari pengalaman dan kesalahan-kesalahan yang ada jika ingin meningkatkan kualitas UASBN dan UN”, ujar mantan Menteri Komunikasi dan Informasi pada masa kabinet bersatu I.
Melalui forum koordinasi ini Mendiknas berharap supaya terjadi proses berbagi pengalaman antar provinsi dalam penyelenggaraan UASBN dan UN. Dengan demikian masalah yang terjadi di satu provinsi tidak terulang lagi di provinsi lain. Untuk itu salah satu cara yang harus kita lakukan adalah bersikap terbuka (open minded). “Kita harus terbuka terhadap masukan, saran, dan kritik yang konstruktif dengan tidak menutup-nutupi kelemahan yang ada. Kalau ini kita lakukan, insya Allah kita bisa melakukan perbaikan”, pesan Mendiknas.
Dalam pengarahannya Mendiknas juga menjelaskan meskipun ada kontraversi tentang penyelenggaraan UN, payung hukum penyelenggaraan UN sangat jelas. Oleh karena itu penyelenggaraan UN harus sahih sehingga hasil yang dicapai juga sahih (valid).
Sementara itu Ketua BSNP Djemari Mardapi menjelaskan UN Utama SMA/MA, SMALB, dan SMK diselenggarakan dari tanggal 22 sampai dengan 26 Maret 2010, UN Susulan dari tanggal 29 Maret sampai dengan 5 April, dan UN Ulangan dari tanggal 10 sampai dengan 14 Mei 2010. Sedangkan UN Utama untuk SMP/MTs dan SMPLB dilaksanakan dari tanggal 29 Maret sampai dengan 1 April 2010, UN Susulan dari tanggal 5 sampai dengan 8 April 2010, dan UN Ulangan dari tanggal 17 sampai dengan 20 Mei 2010. Menurut Ketua BSNP UN SUsulan diberikan bagi peserta didik yang saat pelaksanaan UN Utama berhalangan karena sakit dan alasan lain dengan surat keterangan yang dapat dipertanggungajwabkan.
Ada beberapa perbedaan dalam penyelenggaraan UN tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009. “Tahun ini ada UN Ulangan bagi peserta yang belum lulus UN Utama. Peserta yang ikut uji9an ulangan dapat menempuh semua atau sebagian mata pelajaran yang nilainya kurang dari 5.50. Bagi mereka nilai yang digunakan untuk menentukan kelulusan adalah nilai yang tertinggi. Semua nilai tersebut baik UN Utama maupun UN Ulangan tertera di dalam transkrip nilai”, ungkap Djemari Mardapi seraya menambahkan pada tahun 2010 ini pula jeda waktu antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya adalah satu jam mengingat jeda waktu tiga puluh menit pada tahun lalu dirasa tidak cukup.
Lebih lanjut menurut Djemari ada dua alasan mengapa UN tahun pelajaran 2009/2010 dimajukan. Pertama, pada tahun ini UN dilaksanakan dua kali, yaitu UN Utama dan UN Ulangan. Kedua, untuk memberi kesempatan kepada peserta UN Ulangan untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi pada tahun yang sama.
Dalam acara dialog dan tanya jawab ketua penyelenggara UN dari Jawa Timur mengungkapkan pemerintah daerah Jawa Timur sepakat melakukan ikrar bersama untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan UASBN dan UN tahun pelajaran 2009/2010. “Ada surat edaran dari Gubernur kepada Bupati/Walikota untuk melaksanakan ikrar bersama sebagai upaya untuk menyelenggaraan UASBN dan UN yang jujur dan kredibel sehingga prestasi dan mutu pendidikan meningkat”, ungkap Zainal Arifin sambil mengajak semua peserta dari provinsi lain untuk dapat mengikuti terobosan yang dilakukan Pemerintah Daerah Jawa Timur.