Mancanegara: Taliban Pakistan Senin (4/10) berikrar akan memperbanyak serangan terhadap tanker-tanker minyak untuk pasukan NATO di Afghanistan, suatu gerakan yang tampaknya akan memperlama penutupan jalur pasokan penting dan kebuntuan lebih lanjut hubungan dengan Washington, sekutunya.
Marah akibat serangan-serangan helikopter NATO terhadap target-target gerilyawan di perbatasan yang terus berulang, Pakistan memblokade salah satu dari jalur pasokan tentara NATO di Afghanistan, setelah serangan menewaskan tiga tentara Pakistan pada pekan lalu, di wilayah Kurram barat.
Serangan-serangan dan pemboman terhadap jalur pasokan itu, yang kini memasuki hari kelima, meningkatkan ketegangan-ketegangan antara Amerika Serikat dan Pakistan, yang bersekutu lama namun sering mengalami kesulitan.
Perwira senior polisi Mirwaiz Niaz mengatakan, sedikitnya selusin orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah tanker-tanker di luar kota Islamabad pada Minggu (3/10), menewaskan tiga penjaga. Mereka kemudian membakar 13 kendaraan.
Para pejuang Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan itu. "Mujahidin kami telah melakukan serangan itu. Kami akan terus melakukan serangan seperti itu di seluruh negeri untuk membalas serangan-serangan pesawat tak berawak, dan serbuan pasukan asing di wilayah Pakistan," kata juru bicara Taliban, Azam Tariq kepada Reuters melalui telepon dari suatu tempat yang dijelaskan.
CIA telah meningkatkan serangan-serangan pesawat tanpa awak itu terhadap para pejuang yang berkaitan dengan Al Qaeda di Pakistan barat laut, dengan 21 serangan pada September saja, suatu rekor terbanyak dalam sebulan.
Tewasnya penduduk sipil disebabkan oleh rudal pesawat tak berawak itu membuat geram warga Pakistan dan menjadikan semakin ketat kerja sama pemerintah dengan AS. Serangan-serangan itu sebelumnya diawali dengan peringatan-peringatan oleh Inggris dan AS mengenai meningkatnya resiko serangan teroris di Eropa, dan Washington mengatakan bahwa Al Qaida mungkin mentargetkan infrastruktur transportasi.
Sumber-sumber intelijen Barat mengatakan, gerilyawan dalam persembunyian mereka di Pakistan barat laut telah merancang serangan-serangan terkoordinasi, rencana yang tampaknya mengalami kemunduran akibat serangan pesawat tak berawak dan penangkapan.
Pakistan akan membuka kembali jalur pasokan bagi tentara koalisi di Afghanistan jika kemarahan masyarakat terhadap serangan-serangan NATO di perlintasan perbatasan dari Afghanistan reda, dan situasi keamanan membaik, kata juru bicara kementerian luar negeri.
Marah akibat serangan-serangan helikopter NATO terhadap target-target gerilyawan di perbatasan yang terus berulang, Pakistan memblokade salah satu dari jalur pasokan tentara NATO di Afghanistan, setelah serangan menewaskan tiga tentara Pakistan pada pekan lalu, di wilayah Kurram barat.
Serangan-serangan dan pemboman terhadap jalur pasokan itu, yang kini memasuki hari kelima, meningkatkan ketegangan-ketegangan antara Amerika Serikat dan Pakistan, yang bersekutu lama namun sering mengalami kesulitan.
Perwira senior polisi Mirwaiz Niaz mengatakan, sedikitnya selusin orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah tanker-tanker di luar kota Islamabad pada Minggu (3/10), menewaskan tiga penjaga. Mereka kemudian membakar 13 kendaraan.
Para pejuang Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan itu. "Mujahidin kami telah melakukan serangan itu. Kami akan terus melakukan serangan seperti itu di seluruh negeri untuk membalas serangan-serangan pesawat tak berawak, dan serbuan pasukan asing di wilayah Pakistan," kata juru bicara Taliban, Azam Tariq kepada Reuters melalui telepon dari suatu tempat yang dijelaskan.
CIA telah meningkatkan serangan-serangan pesawat tanpa awak itu terhadap para pejuang yang berkaitan dengan Al Qaeda di Pakistan barat laut, dengan 21 serangan pada September saja, suatu rekor terbanyak dalam sebulan.
Tewasnya penduduk sipil disebabkan oleh rudal pesawat tak berawak itu membuat geram warga Pakistan dan menjadikan semakin ketat kerja sama pemerintah dengan AS. Serangan-serangan itu sebelumnya diawali dengan peringatan-peringatan oleh Inggris dan AS mengenai meningkatnya resiko serangan teroris di Eropa, dan Washington mengatakan bahwa Al Qaida mungkin mentargetkan infrastruktur transportasi.
Sumber-sumber intelijen Barat mengatakan, gerilyawan dalam persembunyian mereka di Pakistan barat laut telah merancang serangan-serangan terkoordinasi, rencana yang tampaknya mengalami kemunduran akibat serangan pesawat tak berawak dan penangkapan.
Pakistan akan membuka kembali jalur pasokan bagi tentara koalisi di Afghanistan jika kemarahan masyarakat terhadap serangan-serangan NATO di perlintasan perbatasan dari Afghanistan reda, dan situasi keamanan membaik, kata juru bicara kementerian luar negeri.