
“ Pemberlakuan Kurikulum 2013 ini terkesan dipaksakan sehingga penerpannya disekolah belum optimal,” kata Naguib menanggapi pemberlakukan Kurikulum 2013 belum lama ini di Pekanbaru.
Menurut Naguib, belum tepatnya waktu penerapanya, bisa dilihat dari kesiapan guru dalam memahami substansi materi Kurikulum 2013 yang hingga saat ini guru belum tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyampaikan materi pembelajran kepada siswa.
“ Silabus dari pusat saja guru belum
menerimanya. Bagaimana mereka membuat Rancangan Persiapan Pembelajaran
(RPP) kalau silabusnya belum ada. Ini salah satu faktor Kurikulum 2013
terlalu dipaksakan” kata Naguib.
Selain silabus untuk membuat RPP belum juga turun, kata Naguib,
masalah lainya yakni pelatihan tenaga pendidik yang dilakukan oleh
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Riau hanya baru satu
kali yakni minggu pertama Juli lalu.” Untuk bisa memahami substansi
Kurikulum 2013, pelatihan kepada guru tidak hanya satu kali saja namun
pelatihan harus berulang kali,” kata Naguib.Pendapat yang sama juga dikatakan oleh pengamat pendidikan Soemardi Taher. Dia menilai, pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah diterapkan pemerintah tidak akan berjalan efektif. Sebab, banyak faktor yang belum terbenahi secara menyeluruh mulai dari kesiapan tenaga pendidik baik dari segi mental dan cara mengajar. Pelaksanaan Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Sekarang guru bukan lagi menjadi
penceramah di depan kelas, tetapi menjadi fasilitator. Guru akan memberi
bahan pelajaran, kemudian siswa akan melakukan penelitian, mengolah dan
mengambil kesimpulan. Sementara tugas guru dalam artian sebagai
pengawas dan pemandu. Mereka tidak banyak bercerita didalam ruangan
kelas.
” Pendidikan itu penting, namun merubah
sikap dari penceramah menjadi fasilitator sangat sulit. Untuk itu,
pemerintah harus meningkatkan kompetensi guru agar guru lebih kreatif
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dilokal,” kata Sumardi.Sumber:http://www.seriau.com