130 Ahli Fisika se-Dunia Adu Pintar di NTB

Written By Juhernaidi on Senin, 23 Januari 2012 | 3:09:00 PM


 
Bagaimana suasana kompetisi antarahli fisika? Apakah sangat hening atau tetap penuh diskusi layaknya kompetisi pada umumnya? Penasaran? Para ahli fisika dari berbagai belahan dunia ini akan beradu kemampuan dalam kompestisi fisika tingkat dunia pertama, yaitu World Physics Olympiad (Wopho). 

Babak final ajang perdana besutan Surya Institute ini akan digelar pada 28 Desember 2011 hingga 3 Januari 2012 di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sekira 130 peserta yang lolos ke babak ini terdiri dari 15 negara di antaranya, Turki, China, Slovakia, Jerman, Brazil, dan Indonesia. 

Untuk sampai ke babak final bukan merupakan langkah mudah bagi para peserta. Mereka harus melalui tiga tahapan, yakni babak penyisihan, diskusi, dan final. Babak penyisihan berdurasi enam bulan, mulai Januari-Desember 2011 dengan kriteria peserta terbuka untuk umum. Soal diberikan melalui laman www.wopho.org dan para peserta dapat mencari jawaban soal tersebut melalui jurnal, buku, maupun artikel di internet. Peserta terbaik yang dapat mengerjakan 78 persen soal akan maju ke babak selanjutnya. 

Kemudian, para peserta terpilih dapat mendiskusikan soal-soal pada babak penyisihan atau soal lainnya. Calon fisikawan masa depan yang paling aktif akan mendapatkan hadiah pada tahapan diskusi tersebut. Durasi tahapan ini juga cukup panjang, yakni enam bulan, mulai dari Juli-Desember 2011. 

Untuk final, para peserta yang lolos dari babak penyisihan masih harus bersaing dengan para peraih medali emas dalam Asian Physics Olympiad dan International Physics Olympiad, serta mahasiswa dari universitas top di dunia seperti MIT, Harvard, Caltech, dan sebagainya. Demikian seperti dikutip dari keterangan tertulis Surya Institute kepada okezi 

Lomba ini memiliki keunikan. Salah satunya, soal untuk Wopho yang terdiri dari lima soal dengan komposisi tiga soal teori dan dua eksperimen tidak dibuat oleh tuan rumah layaknya kompetisi internasional pada umumnya. Soal-soal kompetisi ini justru dibuat melalui lomba yang diikuti profesor, mahasiswa S-1 dan S-3, hingga pelajar SMA. 

Melalui kegiatan ini, para peserta dapat menjajal kemampuan mereka dengan generasi muda terbaik dunia tanpa perlu dibatasi oleh sistem demokrasi negara masing-masing. Selain itu, mereka juga tidak dibatasi oleh peraturan yang membatasi jumlah peserta seperti kompetisi pada umumnya.(mrg)(rhs) 

Simulasi Jangka Sorong