A. LATAR BELAKANG
Selama
ini proses pembelajaran kurang mendapat perhatian dari orang tua dan
pemerintah. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada
yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika
datang di sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru
berupa dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk
kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber
pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah. Kepala
sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi guru, seperti
renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan supervisi terhadap
pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru tidak tertantang
melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metoda mengajar
yang bervariasi, mempersiapkan bahan untuk percobaan IPA di
laboratorium.
Umumnya
pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah. Guru lebih banyak
ceramah dihadapan siswa sementara aktivitas siswa lebih banyak
mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan
yang dimiliki dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis
dalam dokumen kurikulum. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi
kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup
mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk
berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran.
Untuk
mengatasi hal-hal tersebut guru perlu melakukan lesson study, sehingga
guru dapat melakukan review terhadap kinerjanya yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kinerjanya. Dengan
melaksanakan Lesson study, wawasan guru akan berkembang dan termotivasi
untuk selalu berinovasi yang selanjutnya akan menjadi guru yang
profesional.
B. PERMASALAHAN
1. Apakah Lesson Study?
2. Mengapa Lesson Study?
3. Bagaimana lesson Study?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Lesson Study
Lesson Study yaitu suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar . Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.
Lesson study dapat dilakukan oleh sejumlah guru dan pakar pembelajaran
yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planning),
implementasi (action) pembelajaran dan observasi serta refleksi
(reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran
tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
Lesson
Study pada dasarnya adalah salah satu bentuk kegiatan pengembangan
profesional guru yang bercirikan guru membuka pelajaran yang dikelolanya
untuk guru sejawat lainnya sebagai observer, sehingga memungkinkan
guru-guru dapat membagi pengalaman pembelajaran dengan sejawatnya.
Lesson study merupakan proses pelatihan guru yang bersiklus, diawali
dengan seorang guru: 1) merencanakan pelajaran melalui eksplorasi
akademik terhadap materi ajar dan alat-alat pelajaran; 2) melakukan
pembelajaran berdasarkan rencana dan alat-alat pelajaran yang dibuat,
mengundang sejawat untuk mengobservasi; 3) melakukan refleksi terhadap
pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, dan diskusi dengan para
observer. Oleh karena itu, implementasi program lesson study perlu
dimonitor dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana keefektifan,
keefesienan dan perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Lesson study sebagai salah satu program kegiatan untuk meningkatkan
kompetensi
guru dan kualitas pembelajaran dapat dikembangkan di sekolah sebagai
studi untuk analisis atas suatu praktik pembelajaran yang dilaksanakan
dalam bentuk pembelajaran berbasis riset untuk menemukan inovasi
pembelajaran tertentu.
2. Manfaat Lesson Study
Lesson
study dipilih dan dimplementasikan karena beberapa alasan. Pertama,
lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.
Hal ini karena (1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan
pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada
praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan
mendasar pada pelaksanaan suatu lesson study adalah agar para siswa
memiliki kualitas belajar, (3) kompetensi yang diharapkan dimiliki
siswa, dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di
kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study mampu
menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5) lesson study
akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis,
2002).
Kedua,
lesson study yang didisain dengan baik akan menjadikan guru yang
profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru
dapat (1) menentukan kompetensi yang perlu dimiliki siswa, merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran (lesson) yang efektif; (2) mengkaji dan
meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam
pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4)
menentukan standar kompetensi yang akan dicapai para siswa; (5)
merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti
belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pembelajaran
yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran
yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis,
2002).
Wang-Iverson dan Yoshida (2005) mengatakan bahwa lesson study memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1). Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya)
2). Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya
3). Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum.
4). Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.
5). Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa
6). Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
3. Pelaksanaan Lesson Study
Robinson
(2006) mengusulkan ada delapan tahap berdasarkan pada banyaknya
kegiatan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study, yakni:
· Tahap 1: Pemilihan topik lesson study
· Tahap
2: Melakukan reviu silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan
pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang
ada dalam buku pelajaran. Selajutnya bekerja dalam kelompok untuk
menyusun rencana pembelajaran.
· Tahap
3: Setiap tim yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara kelompok lain
memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang
lebih baik.
· Tahap 4: Guru yang ditunjuk oleh kelompok menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki rencana pembelajaran.
· Tahap
5: Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya
di depan semua anggota kelompok lesson study untuk mendapatkan balikan.
· Tahap
6: Guru yang ditunjuk tersebut memperbaiki kembali secara lebih detail
rencana pembelajaran dan mengirimkan pada semua guru anggota kelompok,
agar mereka tahu bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan di kelas.
· Tahap
7: Para guru dapat mempelajari kembali tentang rencana pembelajaran
tersebut dan mempertimbangkannya dari berbagai aspek pengalaman
pembelajaran yang mereka miliki, khususnya difokuskan pada hal-hal yang
penting seperti : hal-hal yang akan dilakukan guru, pemahaman siswa,
proses pemecahan oleh murid, dan kemungkinan yang akan terjadi dalam
implementasi pembelajarannya.
· Tahap
8: Guru yang ditunjuk tersebut melaksanakan rencana pembelajaran di
kelas, sementara guru yang lain bersama dosen/pakar mengamati sesuai
dengan tugas masing-masing untuk memberi masukan pada guru. Pertemuan
refleksi segera dilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaan pembelajaran,
untuk memperoleh masukan dari guru observer, dan akhirnya komentar dari
dosen atau pakar luar tentang keseluruhan proses serta saran sebagai
peningkatan pembelajaran, jika mereka mengulang di kelas masing-masing
atau untuk topik yang berbeda.
Dari
delapan tahapan di atas tampak adanya upaya penyusunan dan perbaikan
rencana pembelajaran yang berulang-ulang untuk memperoleh rencana
pembelajaran yang terbaik.
Dalam
implementasi lesson study yang dilakukan oleh IMSTEP-JICA di Indonesia,
Saito, dkk (2005) mengenalkan lesson study yang berorientasi pada
praktik. Lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas 3 tahap pokok, yakni:
1.
Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan
alat-alat pembelajaran yang digunakan, yang selanjutnya disebut tahap
Plan.
2.
Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan
alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk
mengamati. Kegiatan ini disebut tahap Do.
3.
Melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi
bersama pengamat/observer. Kegiatan ini disebut tahap See.
a) Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan
digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif
pemecahannya. Identifikasi masalah dalam rangka perencanaan pemecahan
masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) yang
relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan
suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam kelompok lesson study)
tentang
pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai
dengan karakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akan digunakan.
Pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan sumbang saran dari para guru
dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapkan pilihan yang akan
diterapkan. Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal
penting/baru yang perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti
pendekatan pembelajaran konstruktif, pendekatan pembelajaran yang
memandirikan belajar siswa, pembelajaran kontekstual, pengembangan life
skill, Realistic Mathematics Education, pemutakhiran materi ajar, atau
lainnya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan
tersebut.
Hal
yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar
observasi, terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
suatu proses pembelajaran dan indikator-indikatornya, terutama dilihat
dari segi tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran dan
indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang
dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dari
hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya,
selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang
terdiri atas :
i. Rencana Pembelajaran (RP)
ii. Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran (Teaching Guide)
iii. Lembar Kerja Siswa (LKS)
iv. Media atau alat peraga pembelajaran
v. Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran.
vi. Lembar observasi pembelajaran.
Penyusunan
perangkat pembelajaran ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau
beberapa orang guru atas dasar kesepakatan tentang aspek-aspek
pembelajaran yang direncanakan sebagai hasil dari diskusi. Hasil
penyusunan perangkat pembelajaran tersebut perlu dikonsultasikan dengan
dosen atau guru yang dipandang pakar dalam kelompoknya untuk
disempurnakan.
Perencanaan
itu dapat juga diatur sebaliknya, yaitu seorang atau beberapa orang
guru yang ditunjuk dalam kelompok mengidentifikasi permasalahan dan
membuat perencanaan pemecahannya yang berupa perangkat-perangkat
pembelajaran untuk suatu pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran yang
telah ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya, hasil identifikasi masalah
dan perangkat pembelajaran tersebut didiskusikan untuk disempurnakan.
b) Implementasi dan Observasi
Pada
tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati) oleh
kelompoknya, melakukan implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah disusun tersebut, di kelas. Pakar dan guru lain
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini
mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama
dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu (jika memungkinkan),
dilakukan rekaman video (audio visual) yang mengclose-up
kejadian-kejadian khusus (pada guru atau siswa) selama pelaksanaan
pembelajaran. Hasil rekaman ini berguna nantinya sebagai bukti autentik
kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap refleksi atau pada
seminar hasil lesson study, di samping itu dapat digunakan sebagai
bahan diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.
c. Refleksi
Selesai
praktik pembelajaran, segera dilakukan refleksi. Pada tahap refleksi
ini, guru yang tampil dan para observer serta pakar mengadakan diskusi
tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Diskusi ini dipimpin oleh
Kepala Sekolah, Koordinator kelompok, atau guru yang ditunjuk oleh
kelompok. Pertama guru yang melakukan implementasi rencana pembelajaran
diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan
pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi.
Selanjutnya
observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data
observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung
pembelajaran yang disertai dengan pemutaran video hasil rekaman
pembelajaran. Selanjutnya, guru yang melakukan implementasi tersebut
akan memberikan tanggapan balik atas komentar para observer. Hal yang
penting pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali
rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan
rencana pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut
telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa.
Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode
pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana
pembelajaran selanjutnya.
D. KESIMPULAN
Lesson Study yaitu suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar . Tahap-tahap Lesson Sudy meliputi perencanaan, implementasi dan observasi, serta refleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Garfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics Curriculum. (Online): diambil tanggal 19-6-2006 dari: www.stat.auckland.ac.nz/-iase/publication/-11/Garfield.doc.
Lewis, Catherine C. (2002). Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc.
Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its adaptation to Israeli middle school teachers . (Online): stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc
Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to Improve Instruction. Nasional Staff Development Council . (Online): www.nsdc.org. 03/05/06.
Saito, E., Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP . Jurnal Pendidikan “Mimbar Pendidikan”, No.3. Th. XXIV: 24-32.
Saito, E., (2006). Development of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project . Improving Schools. Vol.9 (1): 47-59
Takashi A. (2006). Implementing lesson study in North American schools and school (makalah yang dipresentasikan pada seminar “APEC International
Incoming search terms:
- pembelajaran lesson study
- pengertian lesson study
- video lesson study
- Lesson study di indonesia
- lesson study pendidikan
- tahapan lesson study
- guru yang profesional
- penerapan lesson study
- IMPLEMENTASI LESSON STUDY
- manfaat lesson study