“Ini adalah tindakan pengecut yang bersifat ‘teroris’,” ujar
Manmohan Singh, Perdana Menteri India yang saat ini tengah dalam
kunjungan ke Bangladesh.
“Kami tidak akan menyerah pada tekanan ‘terorisme’. Ini adalah
perang yang panjang di mana semua partai politik, semua orang India
harus berdiri bersatu sehingga momok ‘terorisme’ ini hancur.”
Palaniappan Chidambaram, Menteri Dalam Negeri, mengatakan : “Kami
akan melacak pelaku kejahatan mengerikan ini dan akan membawa mereka ke
pengadilan.”
Otoritas mengklaim bahwa Harkat-ul-Jihad Islami (HUJI) yang berbasis
di Bangladesh dan Pakistan telah mengirim email yang mengaku bertanggung
jawab atas serangan itu, lapor Reuters.
“Surat tersebut terlihat sangat serius karena HUJI adalah kelompok
‘teroris’ yang sangat menonjolkan India sebagai salah satu target
utama,” ujar SC Sinha, kepala Agen Investigasi Nasional (NIA) kepada
wartawan.
Dalam email yang dialamatkan untuk NIA, kelompok tersebut menyeru
India untuk mencabut hukuman mati seorang pria yang dihukum sehubungan
dengan serangan terhadap parlemen India di tahun 2001 yang kini tengah
menunggu proses eksekusi.
Polisi mengepung daerah tersebut yang tidak jauh dari parlemen dan kantor perdana menteri.
Serangan dilakukan meskipun ibukota tengah berada dalam siaga tinggi.
Ledakan meletus di dekat kerumunan besar orang yang mengantri untuk
mencapai meja resepsionis yang harus dilewati untuk masuk ke dalam
gedung pengadilan.
“Tampaknya bom itu berada di dalam koper karena kami memiliki sisa-sisa koper itu,” ujar RK Singh kepada siaran televisi lokal.
Ini adalah ledakan kedua yang menargetkan gedung pengadilan di tahun ini.