Ratusan warga Yordania turun ke jalan-jalan di ibukota Amman, dan menyerukan pembentukan negara Palestina yang berdaulat.
Menyambut seruan dari penyelenggara kampanye Palestina di facebook,
warga Yordania berbaris pada Jumat kemarin (13/5) untuk menandai
peringatan ke-63 dari penggusuran paksa ratusan ribu warga Palestina
dari tanah air mereka oleh Israel, yang warga Palestina sebut sebagai
"Hari Nakba."
Melambai-lambaikan bendera Palestina dan memegang kunci sebagai
simbol kembalinya mereka ke rumah keluarga yang telah ditinggalkan, para
pengunjuk rasa juga menuntut agar pengungsi Palestina diberi hak untuk
kembali ke tanah air mereka.
"Kami ingin memberitahu dunia bahwa Palestina dan pengungsi jangan
dilupakan. Kali Ini dunia mengakui bahwa kasus Palestina harus
diselesaikan sekali dan untuk semua," dikutip AP atas pernyataan seorang
mahasiswa kedokteran gigi Omar Hassan.
Para demonstran juga mendesak Amman untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Tel Aviv dan mengusir duta besar Israel.
"Orang-orang ingin mengakhiri Wadi Araba,'' teriak mereka mengacu pada perjanjian 1994 perdamaian Yordania dengan Israel.
Pada tanggal 15 Mei 1948 pasukan Israel mengusir sekitar 700.000
rakyat Palestina, memaksa mereka untuk mengungsi ke negara-negara
tetangga yang berbeda.
Tentara Israel juga menghapus hampir 500 desa Palestina dan kota-kota
dari peta, menyebabkan perkiraan total 4,7 juta pengungsi Palestina.
Yordania sendiri merupakan penampung terbesar pengungsi Palestina