MANILA – Kelompok muslim di Manila
pada hari Minggu (15/5/2011) mengadakan aksi protes terhadap
berlabuhnya kapal militer AS yang dipakai untuk membuang mayat Syaikh
Usamah bin Laden ke Laut Arab Utara.
Kelompok-kelompok, yang dipimpin oleh Dewan Ulama Bangsamoro (BSCU) dan Maradeka, aliansi anti-perang masyarakat Bangsamoro, serta berbagai kelompok pemuda Muslim menganggap pembuangan mayat tersebut merupakan salah “arogansi” pemerintah AS.
Kelompok-kelompok, yang dipimpin oleh Dewan Ulama Bangsamoro (BSCU) dan Maradeka, aliansi anti-perang masyarakat Bangsamoro, serta berbagai kelompok pemuda Muslim menganggap pembuangan mayat tersebut merupakan salah “arogansi” pemerintah AS.
Syekh Jamil Yahya, ketua BSCU, mengatakan bahwa banyak kelompok
Muslim yang merasa marah berlabuhnya sebuah kapal militer bertenaga
nuklir USS Carl Vinson di Manila pada hari Sabtu (14/5).
“Ini adalah simbolisme dari arogansi Amerika Serikat yang bahkan
mungkin lebih radikal dibanding dengan pemuda Muslim,” kata Yahya.
“Tindakan melemparkan dari sisa-sisa jasad dari muslim yang tewas
adalah tidak manusiawi, tidak dapat diterima oleh dunia Muslim dan
sebuah kejahatan terhadap Islam,” tambahnya.
Sementara itu, Nash Pangadapun, sekretaris jenderal Maradeka kepada The Manila Times
dalam wawancara telepon menyatakan bahwa berlayarnya USS Carl Vinson di
perairan Asia Tenggara juga menandakan ketidakpekaan pemerintah AS
terhadap sentimen keagamaan umat Islam di wilayah ini.
“Inilah salah satu penampakan dari tindakan AS yang tidak bermoral
yang wajar saja mendorong radikalisasi para pemuda Muslim dan mendorong
mereka ke dalam ekstremisme serta perasaan anti-Amerika,” Pangadapun
memperingatkan.
Dia menambahkan bahwa Presiden Filipina, Benigno Aquino, pun tidak
menggubris bahkan cenderung menyambut baik USS Carl Vinson itu.
“Presiden Aquino harus memperhitungkan sensitivitas konstituen
muslimnya, terutama di Daerah Otonomi Muslim Mindanao,” kata Pangadapun.
Sementara itu, di General Santos City, profesor Mindanao State
University, Calimba Maulawi, yang juga seorang analis politik Muslim
berkata, “Pemerintah Aquino sama saja dengan mengobarkan perasaan dan
meningkatkan ketegangan penduduk muslim nasional negara itu.”