Rakyat
Mesir berencana mengadakan "pawai kemenangan" di ibukota Kairo untuk
merayakan jatuhnya rezim despotik Hosni Mubarak yang telah berkuasa
selama tiga dekade.
Pawai yang direncanakan hari Jumat ini, juga dipandang sebagai peringatan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang berkuasa minggu lalu setelah pemecatan Mubarak, Reuters melaporkan.
Militer telah mendapat tekanan untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil, melaksanakan reformasi politik dan mengangkat UU darurat yang telah diberlakukan selama tiga puluh tahun terakhir.
Tergulingnya Mubarak telah menimbulkan keprihatinan serius di Amerika Serikat dan Israel, di mana dukungan keuangan dan militer utama bagi rezim diktator itu diambil untuk diberikan.
Masih banyak pengunjuk rasa pro-demokrasi berada dalam tahanan. Amnesty International sendiri telah menyerukan kepada militer untuk "campur tangan dalam mengakhiri penyiksaan dan penganiayaan terhadap para tahanan, yang telah berlangsung dalam tahanan militer."
Pawai yang direncanakan hari Jumat ini, juga dipandang sebagai peringatan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang berkuasa minggu lalu setelah pemecatan Mubarak, Reuters melaporkan.
Militer telah mendapat tekanan untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil, melaksanakan reformasi politik dan mengangkat UU darurat yang telah diberlakukan selama tiga puluh tahun terakhir.
Tergulingnya Mubarak telah menimbulkan keprihatinan serius di Amerika Serikat dan Israel, di mana dukungan keuangan dan militer utama bagi rezim diktator itu diambil untuk diberikan.
Masih banyak pengunjuk rasa pro-demokrasi berada dalam tahanan. Amnesty International sendiri telah menyerukan kepada militer untuk "campur tangan dalam mengakhiri penyiksaan dan penganiayaan terhadap para tahanan, yang telah berlangsung dalam tahanan militer."
