Meski pemilihan presiden masih tiga tahun lagi, sejumlah nama sudah muncul disebut-sebut masuk sebagai kandidat. Sebut saja Ani Yudhoyono, Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Puan Maharani, dan Hidayat Nur Wahid.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan Ishaaq menilai wajar muncul banyak nama kandidat. Menurutnya, sebagai bangsa besar perlu banyak nama agar rakyat leluasa memilih yang terbaik.
"Ini kan baru 2011, biarkan saja dieksplorasi banyak nama. Nanti semakin dekat 2014 semakin mengerucut," kata Lutfi saat berbincang dengan VIVAnews.com, Selasa.
Lutfi sendiri enggan mengomentari Hidayat sebagai kandidat dari partainya. "Kami, PKS belum bicara nama," kata dia.
Bagi Lutfi, semua partai berhak menjaring kader terbaiknya untuk diproyeksikan sebagai pemimpin nasional. Setiap partai punya pola dan mekanisme sendiri yang bisa dipublikasi atau tidak. "Biarkan saja sekarang dieksplorasi banyak nama," ujar dia.
Seperti diketahui, Indo Barometer melakukan survei Prospek Calon Presiden 2014-2019 pada 9 sampai 20 Agustus 2010. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Margin of error sebesar kurang lebih sekitar 3,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dilakukan dengan pertanyaan tertutup 10 nama. Dalam pertanyaan ini, nama SBY tidak dicantumkan. Nama SBY diganti dengan nama istrinya, Ani Yudhoyono. Hasilnya, Megawati menempati urutan pertama (21,8 persen), Prabowo Subianto (15,5 persen), Wiranto (8,7 persen), Aburizal Bakrie (5,6 persen), Muhaimin Iskandar (3,5 persen), Ani Yudhoyono (3,4 persen), Surya Paloh (3,3 persen), Hatta Rajasa (2,0 persen), Suryadharma Ali (0,3 persen), dan Luthi Hasan Ishaaq (0,3 persen).
Responden yang memilih untuk tidak memilih sebanyak 1,9 persen. Responden yang menyebut rahasia sebanyak 7,8 persen. Sedangkan sebanyak 25,8 persen responden memilih untuk tidak menjawab dan tidak tahu.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan Ishaaq menilai wajar muncul banyak nama kandidat. Menurutnya, sebagai bangsa besar perlu banyak nama agar rakyat leluasa memilih yang terbaik.
"Ini kan baru 2011, biarkan saja dieksplorasi banyak nama. Nanti semakin dekat 2014 semakin mengerucut," kata Lutfi saat berbincang dengan VIVAnews.com, Selasa.
Lutfi sendiri enggan mengomentari Hidayat sebagai kandidat dari partainya. "Kami, PKS belum bicara nama," kata dia.
Bagi Lutfi, semua partai berhak menjaring kader terbaiknya untuk diproyeksikan sebagai pemimpin nasional. Setiap partai punya pola dan mekanisme sendiri yang bisa dipublikasi atau tidak. "Biarkan saja sekarang dieksplorasi banyak nama," ujar dia.
Seperti diketahui, Indo Barometer melakukan survei Prospek Calon Presiden 2014-2019 pada 9 sampai 20 Agustus 2010. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Margin of error sebesar kurang lebih sekitar 3,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dilakukan dengan pertanyaan tertutup 10 nama. Dalam pertanyaan ini, nama SBY tidak dicantumkan. Nama SBY diganti dengan nama istrinya, Ani Yudhoyono. Hasilnya, Megawati menempati urutan pertama (21,8 persen), Prabowo Subianto (15,5 persen), Wiranto (8,7 persen), Aburizal Bakrie (5,6 persen), Muhaimin Iskandar (3,5 persen), Ani Yudhoyono (3,4 persen), Surya Paloh (3,3 persen), Hatta Rajasa (2,0 persen), Suryadharma Ali (0,3 persen), dan Luthi Hasan Ishaaq (0,3 persen).
Responden yang memilih untuk tidak memilih sebanyak 1,9 persen. Responden yang menyebut rahasia sebanyak 7,8 persen. Sedangkan sebanyak 25,8 persen responden memilih untuk tidak menjawab dan tidak tahu.