Kelompok perlawanan Syi'ah Libanon, Hizbullah mengatakan bahwa serangan terbaru pada sebuah gereja di Mesir utara, yang menewaskan 21 orang, adalah untuk kepentingan Israel dan Amerika Serikat.
Para korban tewas disebabkan serangan bom pada Sabtu kemarin (1/1) setelah seorang pembom meledakkan diri di Gereja Saints di kota Iskandariyah, Mesir, kata Kementerian Dalam Negeri Mesir. Insiden itu juga melukai 79 lainnya, termasuk delapan Muslim.
Gerakan perlawanan Syi'ah Libanon ini mengatakan di kemudian hari bahwa serangan itu "datang sebagai bagian dari konspirasi paling berbahaya yang ditujukan atas keragaman agama," melaporkan situs Naharnet Libanon.
Banyaknya intrik, gerakan itu mengatakan, serangan itu menargetkan "lebih dari satu negara Arab dan negara Islam lainnya," katanya.
Mereka bermaksud untuk melayani skema Zionis di Palestina yang diduduki dan skema Amerika bertujuan memecah-belah negara-negara Arab dan Islam kami."
Presiden Mesir Hosni Mubarak juga menyalahkan adanya "tangan asing" atas serangan mematikan Tahun Baru tersebut, AFP melaporkan."Semua Mesir menjadi target serangan terorisme buta itu dan tidak membedakan antara Kristen Koptik dan Muslim," katanya menegaskan.
