Basis-Basis Perekrutan Tentara Afghanistan Target Baru Serangan Taliban

Written By Juhernaidi on Senin, 20 Desember 2010 | 10:33:00 AM

Sedikitnya 13 tentara Afghanistan tewas dalam dua serangan bom bunuh diri yang terjadi sepanjang hari Minggu (19/12) kemarin. Kelompok militan Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang ikut menewaskan lima orang pelakunya.
Serangan bom bunuh diri pertama terjadi di Kunduz. Pelaku yang diduga lebih dari satu orang menyerbu ke pusat perekrutan tentara Afghanistan dan sempat terjadi baku tembak antara tentara dan kelompok penyerang yang akhirnya melakukan aksi bom bunuh diri.
Insiden kedua terjadi di pinggiran kota Kabul, dimana kelompok penyerang menyergap sebuah bis yang sedang mengangkut tentara-tentara Afghanistan. Baku tembak antara tentara dan kelompok militan tak terhindarkan, dan seorang militan dilaporkan tewas dalam insiden ini. Tiba-tiba, di tengah baku tembak terdengar suara ledakan yang menewaskan lima tentara Afghanistan.
Dalam serangan ke pusat perekrutan tentara Afghanistan di Kunduz, Deputi Gubernur Kunduz Hamdullah Danishi mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri yang jumlahnya diperkirakan empat orang, menyamar dengan menggunakan seragam tentara.
Saat kejadian, di dalam gedung ada sekitar 100 orang yang terjebak di tengah baku tembak. Pasukan asing dan tentara Afghanistan mengepung gedung tersebut untuk melumpuhkan kelompok penyerang. "Terdengar suara letusan tembakan, ledakan dari senjata berat dan senjata peluncur granat," kata seorang pedagang lokal menceritakan situasi di lokasi kejadian.
Kepala polisi Kunduz Maulana Sayed mengatakan, kelompok penyerang nampaknya sudah merencanakan penyerbuan dan serangan itu. Sumber-sumber di kepolisian menyebutkan, insiden di pusat perekrutan menewaskan lima tentara dan tiga polisi Afghanistan, serta tiga orang pelaku serangan. Selain itu, 20 orang calon tentara Afghanistan mengalami luka-luka.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk dua serangan tersebut dan menyebut pelakunya "kriminal", musuh rakyat Afghanistan. Sementara media massa Afghanistan menjadikan dua insiden berdarah ini sebagai berita utama dan menyebutkan bahwa serangan-serangan itu sengaja dilakukan kelompok Taliban untuk menghalang-halangi para pemuda Afghan yang ingin menjadi anggota angkatan bersenjata Afghanistan.
Ribuan anak muda dari berbagai wilayah di pedalaman Afghanistan banyak yang tertarik mendaftarkan diri untuk menjadi tentara, semata-mata bukan hanya untuk mengabdikan diri pada negara karena anak-anak muda ini tidak punya pilihan pekerjaan lain di negara yang hancur lebur oleh perang berkepanjangan. Pemerintah Afghanistan membuka perekrutan tentara menyusul janji koalisi pasukan asing yang akan segera meninggalkan Afghanistan dan menyerahkan keamanan negara itu pada angkatan bersenjata Afghanistan.
Namun beberapa bulan belakangan ini, basis-basis perekrutan tentara Afghanistan menjadi target serangan kelompok militan Taliban. Para komandan Taliban yang berkuasa di wilayah selatan, timur dan kawasan timur laut negeri itu mengancam penduduk desa agar tidak mengizinkan anak-anak atau saudara lelaki mereka menjadi tentara Afghanistan.
Terkait serangan di Kunduz, Juru Bicara Taliban Zaibullah Mujahid mengklaim Talibanlah yang berada di balik serangan tersebut sebagai respon atas kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Kunduz pada Sabtu (18/12).
"Tujuang kedatangannya (Merkel) untuk memberi dukungan moral pada para tentara Jerman. Tapi hari ini ini, sebuah serangan sukses menggetarkan jantung para tentara penjajah," kata Mujahid seperti dilansir kantor berita Association Press.

Simulasi Jangka Sorong