Muslim Belanda Hadapi Dilema Fotografi

Written By Juhernaidi on Kamis, 23 Juni 2011 | 2:14:00 PM

Muslim wanita Eropa tengah berfoto. (Berita SuaraMedia) DEN HAAG -  Minggu lalu, seorang fotografer asal Trouw, Jorgen Caris tidak diizinkan untuk memotret seorang Muslimah. Dia diizinkan oleh ayahnya untuk menjadi objek fotografi  hanya jika diambil oleh seorang fotografer perempuan.
Aturan yang sederhana, Caris mengatakan. "Jika seseorang memiliki aturan bahwa tidak boleh ada orang asing masuk ke rumahnya, maka saya tidak akan menyalahi aturan itu. Itu tidak akan menjadi nilai tambah sebuah foto."

Menurut Muslim, kontak antara lelaki dan perempuan tidak diperbolehkan, jika tidak ada hubungan keluarga, ujar Nahed Selim, penulis tentang Islam dan Emansipasi Wanita. Berita GPD sudah mengirim seorang fotografer perempuan  untuk Muslim perempuan. Kepala editor foto, Rob Croes, mengatakan bahwa dengan begitu semua lebih baik dan lancar. "Saya tidak melihatnya seperti tunduk pada prinsip-prinsip orang lain, tetapi sebagai pengambilan langkah-langkah pencegahan demi mencapai tujuan tertentu".

Namun, dia merespon dengan cara yang berbeda dengan keinginan dari orang-orang terkenal Belanda. "Ketika mereka membuat tuntutan mengenai siapa yang mengambil foto, saya berkata: "Kami memutuskan bagaimana foto akan diambil dan oleh siapa. Mengapa memakai dua standar? Karena saya pikir keunikan dari budaya atau agama yang berbeda dengan permintaan pers dari soapie (aktor muncul dalam opera sabun)".

Nahed Salim tidak setuju, dan lebih memilih untuk membuat pilihan yang prinsipil dari seorang fotografer. Dia mengatakan bahwa jika seorang laki-laki fotografer tidak diperbolehkan masuk, maka seorang muslim wanita seperti itu tidak akan difoto. Orang-orang Belanda akan melihat bagaimana dogmatis wanita-wanita tersebut. Dia berpikir itu lebih berbahaya bila perempuan Muslim ortodoks, seperti Halal Girls (Meiden van Halal) mengambil tampilan dan emansipasi modern.

Fotografer Joost van den Broek bekerja untuk De Volkskrant, memiliki fokus terutama pada masyarakat multikultural. Dia tidak pernah harus berurusan dengan perempuan muslim yang tidak ingin difoto karena dia seorang laki-laki, meskipun dia harus berurusan dengan orang-orang yang tidak ingin foto sama sekali.

Dia baru-baru berada di Pegunungan Rif (Maroko) dimana ia dilempar batu tepat di kepalanya ketika ia mengambil foto seorang perempuan. Beberapa wanita Muslim menjaga tradisi bahwa tidak ada gambar orang yang boleh diambil. Mira Media, sebuah organisasi yang ingin mendorong keanekaragaman di media, menyesalkan hal itu. "Perbedaan di media menjadi lebih terlihat ketika perempuan muncul dalam foto," kata Giovanni Massaro dari organisasi itu. "Penolakan ini memiliki efek restrain".

Joost van den Broek mencari kemungkinan untuk mendapatkan foto perempuan Muslim pada kamera. Dia mengatakan bahwa jika permintaan mereka tidak memiliki pengaruh besar pada gambar yang ingin dia ambil, dia akan mempertimbangkannya. Kadang-kadang mereka sudah yakin jika ia tidak akan mengambil close-up dari wajah mereka.

Van den Broek juga mempertimbangkan jika foto itu mempunyai konsekuensi tersendiri bagi wanita. Jika dia menyebabkan masalah, maka gambar tersebut haruslah memiliki tujuan yang sangat penting sekali untuk diambil. Keinginan untuk mengubah citra Muslim perempuan Belanda dapat menjadi tujuan semacam itu. Van den Broek mengatakan bahwa jika Anda ingin gambar yang lengkap, Anda harus mengambil foto mereka, dari yang ortodoks hingga yang resmi.
Ikram Akachaou Achaffaye tidak ingin difoto untuk Trouw. Dia tidak memiliki masalah dengan foto, apakah diambil oleh seorang laki-laki atau perempuan. Dia memahami bahwa ada wanita Muslim yang tidak ingin dirawat oleh dokter laki-laki, atau tidak ingin berjabat tangan dengan pria, karena terlibat kontak fisik. Tapi foto tidak menyentuh Anda, dan ia melihat ada alasan untuk berpikir mengapa seseorang akan mendapatkan masalah dengannya.
Siswa 20 tahun yang mempelajari TV dan jurnalistik ini tidak berjabat tangan dengan laki-laki. Mengenai tradisi tidak boleh difoto, dia mengatakan hal itu tidak jelas untuknya, walaupun dia sendiri tidak belajar tentang itu. Foto tidak dapat dihindari di dunia Barat, maka anda harus difoto untuk membuat paspor.

Simulasi Jangka Sorong