Jakarta -
Setelah diburu satu dekade, pemimpin jaringan teroris Al-Qaeda, Osama
bin Laden, akhirnya tewas oleh peluru pasukan AS di Islamabad, Pakistan.
Siapa sosok Osama yang menjadi target utama negara-negara Barat pasca
serangan 11 September 2001 itu?
Seperti dilansir Reuters, Senin
(2/5/2011), Osama dilahirkan di Arab Saudi pada 1957. Dia adalah satu
dari 50 lebih anak seorang jutawan perusahaan konstruksi terkemuka,
Mohamed bin Laden. Pernikahan pertama Osama adalah dengan sepupunya,
wanita Suriah, pada usia 17 tahun. Dia dilaporkan memiliki sedikitnya 23
anak dari 5 orang istri.
Osama juga dituding sebagai otak dari
serangkaian serangan ke target-target AS di Afrika dan Timur Tengah pada
tahun 1990-an. Keluarga Osama, yang menjadi kaya karena bisnis
kostruksinya meledak, tidak mengakuinya. Kewarganegaraan Osama juga
dilucuti.
Osama juga tercatat berjuang dalam pemberontakan pada
1980-an melawan pasukan Soviet di Afghanistan, di mana Al Qaeda
didirikan. Dia kemudian kembali ke Afghanistan pada 1990-an, melatih
militan Islam dari seluruh dunia di kamp yang penggunaannya mendapat
izin oleh pemerintahan berkuasa Taliban.
Tinggi, kurus, dan
berjenggot, Osama tidak terluka oleh serangan misil AS ke kampnya di
Afghanistan. Saat itu AS berang karena Kedutaan Besar AS di Afrika Timur
dibom. Menurut sejumlah laporan, Osama hampir tewas oleh bom AS ketika
sejumlah militan diburu pada tahun 2001 di pegunungan Tora Bora di
wilayah timur Afghanistan.
Terhadap peristiwa 11 September 2001
yang menewaskan hampir 3000 orang, Osama mengatakan hasil itu melebihi
harapannya. Meski AS telah menghargai kepalanya sebesar US $ 25 juta
(sekitar Rp 213 miliar), Osama tercatat berkali-kali berhasil
menghindari perburuan terbesar di dunia selama satu dekade ini. Padahal,
ratusan ribu pasukan AS dan Pakistan memburunya.
Pada 2009
Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan, AS tidak tahu di mana
Osama sedang bersembunyi dan pihaknya mengakui tidak punya intelijen
yang baik untuk mengetahui keberadaan Osama selama bertahun-tahun.
Lebih
dari 60 pesan telah disiarkan oleh Osama, orang keduanya di Al-Qaeda,
Al-Zawahri, dan kelompoknya sejak serangan 11 September 2001.
Dalam
sebuah video memperingati 6 tahun serangan 11 September, Osama pernah
mengatakan AS rentan meskipun mempunyai kekuatan ekonomi dan militer.
Namun saat itu, Osama tidak membuat ancaman spesifik.
