Idul Fitri 1431 H: Dari Jakarta Hingga Dubai

Written By Juhernaidi on Jumat, 10 September 2010 | 1:27:00 PM

VIVAnews - Tiga puluh ribu orang. Dari berbagai sudut Jakarta. Dari rupa-rupa profesi. Kamis malam 10 September 2010, bertakzim di masjid besar Istiqlal Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menabuh beduk tanda dimulainya takbiran.
"Selamat Idul Fitri 1431 H. Minal Aidin wal Faidzin. Marilah ke depan lanjutkan ibadah, dan membangun bangsa dan negara menuju Indonesia yang sejahtera," kata SBY. Sesudah itu suara takbir   syahdu berkumandang. Gema takbir juga berkumandang dari ribuan masjid di tanah air, dan dari masjid-masjid di sekujur dunia.

Sesudah menjalani ibadah puasa sebulan penuh, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idulfitri pada hari yang sama, Jumat, 10 September 2010. Komite Penetapan 1 Syawal Uni Emirat Arab juga menetapkannya pada hari yang sama.
Malam takbiran di Istiqlal yang dibuka Presikden SBY itu juga dihadiri Wakil Presiden  Boediono, sejumlah menteri, petinggi partai politik dan banyak tokoh masyarakat dan agama. Pasukan pengaman presiden (Paspampres) dan ratusan polisi sudah mengamankan kawasan di sekitar Istiqlal semenjak Jumat siang.
Polisi juga menerjunkan ribuan anggotannya di sejumlah lokasi di Jakarta, guna mengamankan jalannya pawai malam takbiran yang digelar warga ibukota. Polisi memang sebelumnya sudah mengingatkan agar warga tidak menggelar pawai, tapi kalau pun terpaksa menggelar pawai disarankan agar tidak memakai sarung.

Acara takbir semalam diwarnai hujan, sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dan hujan deras itu sudah mengguyur sejak siang hari di banyak kawasan di Jakarta.
BMKG sebelumnya meningatkan bahwa hujan yang mengguyur  kawasan Depok dan Bogor  bisa mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah ibukota. Selain Depok dan Bogor,  hujan juga mengguyur kepulauan Seribu, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara.
Acara takbiran yang penuh takzim juga berlangsung di masjid  Lautze yang dikenal sebagai masjid Tionghoa di kawasan Pecinan, Jakarta Pusat. Jika pada sejumlah masjid suara takbir berkumandang hingga pagi, masjid ini menggelar takbiran hanya hingga pukul 10 malam.
Menurut Muhamad Abdul A Hui yang aktif jadi pengurus Masjid Lautze, walau takbir akan dikumandangan secara sederhana tapi,  "Speaker, toa dan bedug tetap kami gunakan."  Kepada VIVAnews yang menjumpainya di Lautze, A Hui menuturkan bahwa memang tida ada larangan mengumandangkan takbir semalam suntuk. Hanya saja, lanjutnya, pengurus masjid merasa harus toleransi terhadap warga sekitar yang ingin beristirahat.
Tidak ada yang istimewa dalam takbiran di Lautze itu. Jemaah yang hadir, kata A Hui, sekitar  50 orang dan semuanya warga keturunan Tionghoa. Mereka datang dari berbagai  tempat di Jakarta untuk silaturahmi, belajar dan bertemu muka. "Rata-rata dari Bekasi dan Tangerang," ujar A Hui.
Pada Jumat 10 September 2010, sekitar pukul 07.00, Masjid Lautze akan menjadi pusat salat Id warga sekitar Kelurahan Karang Anyar. Imam dan khatib adalah Syarif Hidayatullah (Lauw Sin Hoat). Masjid Lautze adalah tempat ibadah bagi umat muslim yang berlokasi di kawasan perdagangan Pasar Baru.
Masjid berlantai empat ini berdiri di antara pertokoan milik warga keturunan Tinghoa. Masjid ini diresmikan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia BJ Habibie pada 1994.
Doa dari Emirat Arab
Di kawasan jazirah Arab, keputusan Komite Penetapan 1 Syawal Uni Emirat Arab disampaikan kepada seluruh perwakilan negara-negara Uni Emirat Arab (UEA), 9 September 2010. "Kamis adalah hari terakhir bulan Ramadan, dan Jumat adalah hari pertama Syawal," kata Hadef Jua'an Al Daheri, Menteri Kehakiman UEA, yang memimpin Komite Penetapan 1 Syawal, seperti dikutip dari Gulf News.
Menandai kesempatan itu, Presiden UEA, Shaikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan mengirimkan ucapan selamat kepada sejumlah penguasa Emirat, raja-raja, presiden, dan sejumlah negara Islam di Arab.
Shaikh Khalifa berharap mereka diberi kesehatan dan mendoakan seluruh rakyatnya mendapat kemakmuran. Ia juga mendoakan seluruh bangsa-bangsa Muslim di jazirah Arab mendapatkan kemuliaan, kehormatan dan kesejahteraan.
Syaikh Mohammad Bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden sekaligus Perdana Menteri UEA, juga menyampaikan pesan yang sama kepada para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam UEA.
Uni Emirat Arab adalah sebuah negara persatuan dari tujuh emirat: Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras Al Khaimah, Sharjah dan Umm Al Qaiwain.
Salat Id akan digelar serempak pukul 06.23 waktu setempat di Dubai. Empat menit kemudian di Abu Dhabi, dan enam menit kemudian di Fujairah. Sedangkan Ras Al Khaiman menggelar salat Id empat menit sebelum Dubai.
Parkir Gratis
Di Dubai, Uni Emirat Arab, pemeringtah memanjakan warganya dengan parkir gratis selama libur Lebaran. Seperti dikutip dari laman Gulf News, otoritas transportasi umum jalan raya setempat (RTA) mengumumkan kebijakan itu berlaku di seluruh zona parkir berbayar sejak Rabu kemarin, 8 September 2010.

Adil Al Marzooki, Direktur Parkir, Lalu Lintas dan Jalan Raya Kota Dubai mengatakan kebijakan ini dirilis untuk menjamin kelancaran mobilitas penduduk dan pengunjung Dubai selama libur Lebaran.
Kebijakan parkir gratis juga diberlakukan untuk mendukung mobilitas penduduk dalam melakukan kegiatan keagamaan. "Ini bentuk kepedulian RTA bagi masyarakat, juga menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pengunjung dan penduduk Emirat," kata Marzooki.
Parkir gratis hanya diberlakukan selama lima hari hingga Lebaran H+3, Minggu, 12 September 2010.
Lebaran Lebih Dulu
Di Indonesia  beberapa aliran dan kelompok seperti Jemaah Qadariyah Naqsabandiyah, di Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah menggelar salat Id, Kamis 9 September 2010 kemarin. Salat Id berlangsung di Kebon Lauk, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram.
Sebagian penduduk Kebon Lauk itu merupakan jemaah ahli suluk tarekat Qadariyah wan Naqsabandiyah. Ibadah dipimpin oleh Tuan Guru Abdul Azim Bayinullah. Dia menjelaskan, perayaan Idul Fitri dilakukan karena sudah menyelesaikan puasa selama 30 hari penuh.
Seluruh jemaah yang dipimpinnya sudah memulai puasa sejak 10 Agustus 2010 lalu. "Dasar kami melaksanakan Lebaran hari ini karena sudah selesai menjalankan ibadah puasa. Itu sesuai dengan Hadits Quraib Rasulullah S.A.W dalam kitab Bahrul Mazi Syarah Imam At-Turmuzi," kata Abdul Azim kepada wartawan di Mataram, Kamis, 9 September 2010.
Jumlah jemaah tarekat Qodariyah wan Naqsabandiyah di lingkungan Kebon Lauk, Kelurahan Pagutan, menurut Abdul Azim mencapai seribu orang. Mereka juga tersebar di beberapa tempat seperti di Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat, Cakranegara dan beberapa tempat di Pulau Lombok.
Jemaah ini, kata pemimpin Pondok Pesantren Baitturridwan itu, tidak menggunakan sistem perhitungan atau rukyat dengan melihat kemunculan bulan dalam menentukan 1 Syawal. Meski demikian dia mengaku tidak mempermasalahkan adanya perbedaan penentuan 1 Syawal tersebut.
"Perbedaan itu kan rahmat, jadi tidak perlu diperbincangkan. Hal seperti ini juga terjadi pada zaman Rasulullah," ujar Abdul Azim.
Selain di lingkungan Kebon Lauk, perayaan Hari Raya Idul Fitri juga digelar di beberapa tempat seperti di Masjid Nurul Arifin Presak Barat, Jamah Petemon Kelurahan Pagutan Timur, Tempit, Bajur, Karang Bayan Kecamatan Labuapi dan di Desa Terong Tawah Labuapi.
Total jamaah Tarekat Qadariyah ini diperkirakan mencapai 3.000 orang yang tersebar hingga Kecamatan Narmada Lombok Barat.
Kelompok lain, yakni jemaah An-Nadzir bahkan sudah menggelar salat Idul Fitri di Kampung Mawang, Gowa, Sulawesi Selatan pada Rabu, 8 September 2010.

Simulasi Jangka Sorong