AWAS SERANGAN BALIK TERORIS

Written By Juhernaidi on Kamis, 30 September 2010 | 1:23:00 AM



"Saya harus jadi guru," tutur Suryanawati, istri Brigadir Kepala Riswandi yang tewas ditembak belasan orang saat penyerangan di Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatra Utara dalam acara Barometer di studio SCTV, Rabu (29/9). Inilah pesan sang suami yang membekas di benak Suryanawati sebelum insiden berdarah terjadi.



Sambil menitikkan air mata, perempuan berkerudung itu tak mampu membayangkan hidup ke depan membesarkan anak-anaknya sepeninggal suami. Riswandi bersama Aiptu B. Sinulingga dan Aiptu Deto Sutejo menjadi korban serangan berdarah di Mapolsek Hamparan Perak, 22 September silam.

Disinyalir, serangan ini bermotif balas dendam dari para teroris. Sebelumnya ditegaskan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri, penyerangan bersenjata ke Markas Polsek Hamparan Perak terkait terorisme dan tindak kriminal sebelumnya.

Namun Al Chaidar, pengamat teroris membantah. Para pelaku melakukan perang gerilya melawan polisi. "Ini sudah diprogram oleh mereka," tutur Al Chaidar yang juga menjadi narasumber di acara Barometer. Turut hadir Adil Akhyar Al Medani, adik tersangka teroris Khairul Gazali yang ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror di Tanjungbalai, Sumut.

Al Chaidar menambahkan, saat ini polisi menjadi sasaran berikutnya. Para teroris menilai aparat keamanan adalah thagut (musuh). "Ini merupakan serangan pertama," tutur pengamat asal Nanggroe Aceh Darussalam.

Sebelumnya pernah diungkap kelompok teroris telah menjalani tiga rangkaian pelatihan, yakni pelatihan menyerang warga sipil asing, fai yakni dengan perampokan sejumlah toko perhiasan dan bank, dan perang gerilya.

Menurut Al Chaidar, saat di Poso kelompok teroris memilih bertahan. Mereka tidak menyerang polisi. Ia menilai kawanan yang menyerang Hamparan Perak ini adalah kelompok Abu Thalut, yang diduga pemimpin jaringan Aceh dan Sumut.

Terkait penyerangan di Hamparan Perak, Kepala Kepolisian Daerah Sumut Inspektur Jenderal Polisi Oegroseno melalui sambungan telepon mengatakan, masih mengejar sekitar 12 sampai 15 tersangka yang buron. "Ini masih dalam tahap pengembangan, siapa kira-kira pelaku-pelaku ini," jelas Oegroseno.

Saat ini, Oegroseno menambahkan telah membentuk tim terpadu yang dipercayakan kepada Wakil Kepala Polda Sumut Brigadir Jenderal Syafruddin. Selain unsur kepolisian tim dibantu personel TNI maupun unsur pemerintah daerah. Ia juga sudah mengajak warga khususnya kepala desa, lurah, dan tokoh lingkungan turut berperan aktif antisipasi terorisme.

Sementara itu Adil Akhyar kurang puas terhadap tindakan Densus 88 Antiteror saat meringkus Khairul Gazali. Aksi yang dianggap tidak berprikemanusiaan. Ia pun berharap Densus 88 Antiteror lebih profesional dan proporsional dalam bertindak [baca: Pemuda Ansor: Densus 88 Tidak Teliti].

Bagi Adil Akhyar, Khairul Gazali adalah sosok yang aktif menulis buku-buku agama dan berdakwah. Setiap ada pertemuan, tak jarang mereka menyempatkan diri berdiskusi. Ia ingat pernyataan Khairul Gazali bahwa saat ini tak ada masa jihad. "Jihad sekarang adalah dakwah," tutur Adil.

Simulasi Jangka Sorong